RSS

SI PANDAI DAN SANG SAHABAT

26 Jun


Si pandai dengan langkah tegap menyusuri jlan setapak, menuju sebatang pohon besar yang rindang. Disana tampak sosok pribadi yang dikenalnya, dan sipandai pun meng hampiri pribadi itu.

Si pandai, “maaf, ki sanak, sepertinya aku mengenalmu, apa kita pernah bertemu ?”

Sosok itu menjawab “saudaraku, aku sahabat masa kecilmu, sahabat didesa tempat kelahiran kita.”

Sang sahabat “saudaraku, aku meninggalkan kamoung halaman bersamaan dengan ketika kamu berangkat ke kota ini”

Si pandai “oh begitu, apa saja yang sudah kamu dapatkan dikota ini..?”

Sang sahabat “kamu sendiri bagaimana..?”

Si pandai, “ya, kota ini telah memberikan segala kelimpahan kemewahan yang menyenangkan kepadaku.”

Sang sahabat “oh, bagaimana caranya…?”

Si pandai, “ah, kemana saja sih kamu ini, di kota ini apa sih yang tidak mungkin kudapatkan..? Asal aku mau menyenangkan mereka, dengan sedikit saja basa basi duniz mereka pun akan memberikan lebih kepadaku.”

Sang sahabat ” apapun caranya..?”

Si pandai, ” ah jangan sok alim. Akupun tidak memakannya sendirian, yang kulakukan itu mata rantai yang tidak merugikan siapapun. Mereka senang, aku senang, buktinya mereka selalu menyanjungku.”

Sang sahabat, “apakah kamu yakin tidak ada yang dirugikan..?”

Si pandai, “yah kalaupun ada, tapi sedikitlah. Itupun mereka yang mau, lagi pula aku sudah berikan banyak hartaku untuk mereka.”

Sang sahabat, “apa kamu lupa dengan batas waktumu..?”

Si pandai, “ah, itu soal nantilah. Gak perlu dipusingkan, mereka selalu mendoakanku. Dan aku pun selalu siap jika batas waktuku akan habis.”

Sang sahabat, “bagaimana engkau tahu waktumu akan selesai..?”

Si pandai, “yah biasanya setelah kita terbaring sakit. Nah, kisanak kamu sendiri bagaimana..?”

Sang sahabat, “saudaraku, sebelum hari ini aku selalu bersamamu. Tapi, kamu tidak melihatku dan tak pernah mau mendengarkan aku. Hari ini, aku harus tertahan di pohon besar ini untuk menunggu cerita yang harus aku selesaikan, bersamamu.”

Si pandai, “oh maksudmu…???”

Sang sahabat, “Saudaraku, lihatlah di belakangmu. Batu nisan mewah itu, tertulis namamu…..”
Teeeeettteeettttttt

Habis deh ceritanya…. Bro semua pahamkan maksudnya…. Yak kadang kita lupa waktu. Kita fokus terhadap dunia ini. Hiruk pikuknya, gemerlapnya, rayuannya…. Bro… Sudahkah anda membawa bekal…? Karena ketika maut menjemput itu akan menjadi sekejap saja dan tak terduga. Mari kita bermuasabah…. Ingat perjalanan hidup kita… Bad or good kah kita… Baik untuk keluarga, orang lain terutama dengan sang pencipta….
Oke bro… Semoga semua ini dapat kita renungkan kembali…

Sumber cerita : Chrisma, V. 2010. Kisah keluarga tikus. Buku biru. Jogjakarta.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juni 26, 2011 inci Perenungan

 

Tag: , ,

Tinggalkan komentar

 
۞ RDBlog14 ۞

♢ My Personal Blog. Hidup itu anugerah, manfaatkan dengan baik. ♢

YUDIBATANG.COM

Berbagi pengalaman seputar sepeda motor dan cerita Horor Original

PotretBikers.com

All about Automotive, Gadgets, Traveling

tmcblog.com

Motorcycle News | New Product | Racing | Review |

WIRO NyöbaMôtö

Belajar menulis dan mem-foto apa saja pas nongkrong atau Mblåkräck :)

Rantaupos

I want to share to the world, what's on my mind

Edo Rusyanto's Traffic

Edo Rusyanto's Traffic

Pertamax7.com | Blog Otomotif

Otomotif | Testride | Kuliner | Gadget | Motorcycle | Car

RiderTua

Old Rider Who Like About Motorcycles