Aktif organisasi kampus cuma buat pelarian…? Saya ingat ketika dulu semasa kuliah. Saya mendapatkan beasiswa dari perusahaan kertas di tempat orang tua saya tinggal. Ketika pengambilan beasiswa yang ke-8 kalinya (beasiswa ini didapatkan tiap semester selama 4 tahun), saya dan penerima yang lain langsung berhadapan dengan GM perusaahan itu. Sudah lama juga sih tidak bertemu. Terakhir bertemu waktu penerimaan yang pertama. Dia menanyakan kapan kamu selesai…? Sudah 4 tahun kamu kuliah. Ketika itu saya menjawab, “lagi menyusun pak sebentar lagi selesai.” ” Apa kendalamu..?.” katanya lagi. “tidak ada pak, saya cuma agak lama ini karena aktif di organisasi buat nambah pengalaman.” Lantas dia berkata, “mana ada itu…, mahasiswa yang ikut organisasi itu karena pelarian saja.. Mereka tidak mampu dalam hal perkuliahan makanya mereka ikut organisasi, biar nampak ada kemampuan.”
Yak itu sepenggalan cerita, opini seorang petinggi perusahaan besar. Salahkah bapak tersebut berpendapat seperti itu…? Mungkin benar… Tapi tidak sepenuhnya benar. Kenapa saya berpendapat seperti itu..? Saya punya contoh ketika masa saya kuliah, para aktivis (biasanya panggilannya begitu) yang juga berprestasi di bidang akademis. Ada yang memenangkan lomba karya tulis, itupun bukan sekali dua kali, ada yang menjadi mahasiswa berprestasi, dan banyak hal lainnya yang telah mereka buktikan bahwa mereka aktivis dan juga berprestasi di keilmuan mereka.
Sebenarnya penilaian terhadap mereka yang berorganisasi sebagai pelarian karena kurang di akedemis bisa salah bisa tidak. Tergantung kepada tujuan mereka berorganisasi. Sebenarnya berorganisasi lebih mengasah softskill mereka. Softskill yang tidak mereka dapatkan di perkuliahan. Ilmu yang tidak mereka dapatkan dalam perkuliahan. Manajerial, team work, kepemimpinan, dll.
Entah apa yang melatar belakangi bapak tersebut berbicara seperti itu ke saya. Apakah semasa bapak itu kuliah para aktifisnya tidak bagus di perkuliahan…? IP mereka rendah…? I don’t no…?
Aktif di organisasi sebenarnya tidaklah salah. Asalkan kita juga tidak meninggalkan kuliah. Karena tujuan utama kita buat kuliah toh bukan berorganisasi…? Dan semua tergantung kepada orangnya. Apakah mereka lebih mendahulukan kuliah atau organisasi, seimbang antara kuliah dan organisasi, dan mampu me manage antara antara kuliah dan organisasi. Jadi kembali kepada orangnya. Untuk para organisasiawan, aktivis, atau apalah namanya… Engkaulah yang menentukan pandangan orang terhadapmu. Aktifis yang bagus dalam perkuliahan pasti akan dipandang baik sama orang lain. Aktivis yang kurang dalam perkuliahan…? Aktivis yang ngaku aktivis yang cuma numpang nama di struktur organisasi…? Andalah yang menentukan coy….
So organisasi atau kuliah…? Determine your choice.. Bro…
Rantaupos 